Membuat pembenci merasa risih

Kategori: Puisi

Biarkan ia membenci
Kelak ia akan berhenti
Entah waktu hidupnya yang telah habis
Atau karena bencinya yang akhirnya habis

Biarkan ia membenci
Namun kau jangan
Jangan kau biarkan bibirmu mencaci
Jangan kau biarkan hatimu terkotori
Oleh sikapnya yang mungkin tak kau mengerti

Biarkan ia membenci
Namun kau jangan

Tebarkan saja keindahan hati
Layaknya sikap Nabi di tempo hari
Tebarkan saja keindahan hati
Sehingga pembenci akan merasa risih
Risih dengan perilakunya sendiri
Risih bahwa ia telah menjadi pembenci

Menegur diri sendiri

Kategori: puisi

Belakangan ini aku melihat diriku sangat keras
Seperti tak ada jeda untuk berhenti berkata kasar
Bagiku, semua orang yang berbeda dengan pemikiranku adalah musuh
Padahal, mungkin pemikirankulah yang membuat rusuh

Aku terjebak dalam ruang yang topiknya hanya itu-itu saja
Kalau bukan politik ya agama, seolah hidup diciptakan hanya untuk itu saja
Padahal nyatanya tidak.
Tuhan ternyata lebih tertarik dengan perilaku ku yang baik kepada semua makhluk

Aku kembali melihat diriku, lalu bertanya.
Apakah politik dan agama mengajarkan kedengkian?
Mengapa hatiku begitu keras menerima ketulusan?
Apakah politik dan agama mencerminkan perbedaan yang harus dimatikan?
Mengapa tak ada yang ingin berbicara lebih dekat agar saling mengenal tujuan?

Aku bagaikan insan manusia yang hidup dalam prasangka dan nihil pengetahuan
Mempertahankan pendapat subjektif yang hanya didasari bisikan-bisikan individu lainnya.
Lantas jika seperti itu, dianggap apakah Tuhan?
Mengapa tidak mengajakNya berdiskusi untuk menentukan pilihan?

Nafsu

Dulu aku bermimpi menjadi orang besar
Disanjung, dipuja dan dipenuhi segala pintanya
Sekarang, aku merasakannya
Dikawal ketika berjalan
Dilindungi di saat tangan ingin berjabat

Sungguh
Ini membuatku terkekang dalam kebebasan
Ingin rasanya melepas jubah kehormatan

Manusia memang kompleks
Banyak mau dan tak ada puas
Tidak cukup hanya satu, dua hingga seribu khayal yang harus dipenuhi
Selalu ingin mencari lagi, hingga lupa bahwa ia punya kemurniah hati

Kukatakan pada diriku
Hentikan semuanya
Karena jika terus diikuti
Ia akan membara menghanguskan diri

Renungan hidup

Kategori: Puisi

Bangun
Tak usah berlama-lama tidur
Panggilan Tuhan telah berkumandang
Sucikan dirimu dengan air yang dingin
Lalu menghadaplah padaNya

Rasakan
Nikmatnya udara subuh yang sejuk
Sebagai tanda kebesaraNya
Agar makhlukNya merasakan kuasaNya
Yang mampu membolak balikkan hati
Serta menganti hari demi hari

Bergegaslah
Mencari rezekiNya
Karena Ia telah berjanji dalam kitabNya
Menghadirkan pagi untuk menyebarkan rezeki
Memunculkan malam agar beristirahat menghilangkan letih

Kembalilah
Karena bermain di dunia ada batasnya
Tak ada yg menyadari jika maut senantiasa mengikuti, untuk menarik jiwa yang ada di dalam diri

Ibu Kota

20171231_180853
Ibu kota dengan segala kerumitannya telah menunjukkan bahwa gedung-gedung penantang langit tidak memuaskan keinginan mataku yang selama perjalanan merindukan adanya langit yang tetap terlihat di atas dan pohon-pohon hijau sebagai peghiasnya.

Ibu kota dengan segala permasalahannya telah menunjukkan bahwa banyaknya mobil-mobil berkelas tinggi tidak dapat mewujudkan keinginan hidungku dan hidung masyarakat lain yang merindukan bersihnya udara yang dihirup.

Ibu kota dengan segala keramaian, kesibukan, dan kelelahan telah diubah wajahnya semenarik mungkin hanya untuk memenuhi syahwat mereka yang haus akan materi dan tahta kekuasaan. Kealamiannya hanyalah suatu kenangan yang telah menjadi sejarah bahwa ia pernah seperti kota-kota lainnya yang hijau dengan orang-orang yang berjalan dengan sapaan dan senyuman tanpa gadget dihadapannya.

Mencintai Allah

Suatu kalimat terpampang rapih di dinding, bertuliskan “hidup adalah proses untuk jatuh cinta kepada Allah berkali-kali”.
Entah kenapa, ketika melihat kalimat itu, pikiranku mulai melayang meninggalkan dunia ini, seakan-akan mereka membawaku berjalan jauh untuk menelusuri makna kebahagiaan dan kesedihan, makna kecukupan dan kekurangan, makna kesempurnaan dan keidaksempurnaan.
Seolah-olah semua kata-kata itu berbicara kepadaku bahwa mereka hidup, mereka hidup untuk makna yang lebih besar yaitu kesyukuran.
Syukur yang terkadang diabaikan, sehingga cinta itu redup dan membuat Allah ingin menyalakannya lagi dengan sedikit sentuhan kegelisahan agar aku kembali merindukanNya.
Akupun tersadar bahwa tugasku hanya satu, yaitu jatuh cinta kepada Allah berkali-kali setiap harinya, apapun kondisinya agar aku bisa merasakan hadirNya kemudian bersyukur atas segala hal yang terjadi padaku atas izin dan kehedakNya.

Kusebut itu Ketenangan

Setiap hari adalah hari baru. Hari dimana kita bangkit dari tidur singkat. Kemudian bergegas melihat dunia yang masih berselimuti langit gelap.

Di sepertiga malam sang Penguasa mendekatkan diriNya pada tiap-tiap insan manusia yang menghadapnya dalam gerakan indah yaitu sholat.

Takbiratul ikram yang bermakna kebesaran Ilahi terucap lantang dari mulut-mulut hambanya yang meyakini kehadirannya.
Engkau datang Tuhan.
Engkau datang mendengar permintaan hambamu yang sangat lemah.

Lantunan ayat-ayat suci telah terucap merdu dalam keheningan malam, diiringi gerakan jarum jam yang berjalan melewati angka-angka tiap detiknya. Sungguh atas kuasaNya, semua hidup dan mati.

Daun-daun yang menari indah di luar kamar adalah buktianya jika seorang hamba sedang menghamba pada Rajanya yg kuasa. Meminta dan merayu dengan segala ingin dan harapan untuk dikabulkan.
Terkadang diri malu dihadapan Mu Robb…

New Day

Jika besok kita masih diberikan kesempatan untuk melihat dunia, maka ucapkanlah syukur dan pujilah kebesaran Allah, karena Ia masih memberikan kita hari yang baru dengan semangat yang juga baru.

Hari baru yang telah diberikan layaknya selembar kertas putih, beserta penanya Allah memberikan kita berbagai macam warna. Apakah kita akan menggunakan satu macam warna hitam saja, atau berbagai macam warna.

Semuanya adalah pilihan.

Sayang rasanya, jika hanya menggerutu dan menyesali segala kejadian yang telah berlalu. Toh, itu juga tidak akan kembali.

Sambutlah hari baru itu dengan senyuman dan harapan. Lapangkan dada dari berbagai macam kesakitan hati. Dekatkanlah diri dengan yang Maha Mampu Menjadikan, karena dengan bersama Sang Penguasa tidak akan ada jalan buntu.

Motivasi untuk diri sendiri ^_^