Tentang perpisahan dan hal-hal kecil yang bisa merubah segalanya

Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, 14 Agustus 2019. Pukul: 11.32 am

Bismillah

Sudah setahun aku merantau di Jakarta dan meninggalkan kota kelahiranku, Makassar. Ini adalah masa perantauan yang paling lama dan tidak kembali menengok bapak dan mama. Ya… ini karena faktor pandemi yang membuatku tidak bisa pulang, sangat berisiko rasanya untuk bapak dan mama yang sudah tidak memiliki imun yang kuat jika bertemu dengan anak bungsunya yang datang dari daerah berlabel zona merah. Kondisi ini beda banget ketika aku masih merantau di Jogja, setidaknya 2x setahun bisa berjumpa dengan keluarga kecilku.

Rasanya rindu sekali ingin memeluk tubuh mereka berdua, bapak dan mamaku yang menjadi support system utamaku untuk terus melangkah melupakan hal-hal buruk di masa lalu. Mereka berdua yang selalu menitipkan pesan agar sholat jangan ditinggalkan.

Aku teringat pesannya di saat aku masih sangat galau harus mengambil kesempatan yang Allah berikan kepadaku yaitu menjadi seorang “Banker”.

“Apapun yang terjadi kedepan, bapak akan selalu mendukung mu nak. Tidak ada di dunia ini yang konsisten termasuk nasibmu untuk tinggal di kota dan bekerja pada profesi yg sangat kau hindari. Allah punya rencana, kita ini adalah makhluk yang digerakkan. Dua pesanku yg dari kau kecil selalu kutitipkan, jangan tinggalkan sholat dan selalu berdzikir. Jika kau salah jalan dan lingkungan, sholat dan dzikirmu yang nanti akan menuntunmu kembali pada kebaikan, karena bapak tidak bisa menjagamu nak, tapi sholat dan dzikirmu yg akan sampai ke Allah, dia maha pelindung”. Sambil dipeluk, dicium dan kepalaku diusap-usap. Kangen ini… šŸ˜„

Keeseokan harinya setelah drama galau di malam hari, bapak dan mama, sahabat sejatiku masih setia mengantarku hingga didepan pintu masuk bandara. Terkadang aku masuk mengurus barang bawaanku untuk merantau, lalu kembali keluar ngobrol santai dengan bapak dan mama. Seperti biasa, pesannya kalau sudah sampai di Jakarta harus beri kabar, ASAP (as soon as possible :D). Aku melihat bapak dan mama sering melihatku, terkadang memeluk, lalu kembali melihat anak bungsunya ini. Mungkin dia berpikir aku bukan anak-anak lagi heheh.

Dari tatapan bapak dan mama di bandara itu aku menyadari bahwa bisa saja itu adalah tatapan terakhirnya untukku.

Sekarang, setahun lebih setelah perpisahan fisik dengan bapak dan mama di bandara, aku kembali mengingat momen ketika aku masih kecil dulu.

Aku teringat momen ketika aku masih berumur 7 tahun, disaat bapak akan mencari rezeki di kota lain, walaupun aku sangat ngantuk, bapak akan membangunku dan kakakku agar ada ciuman untuknya dari dua putri kecil dan istrinya. Sebelum berangkat bapak sering berucap ā€œbapak pergi dulu, kita tidak akan pernah tahu rencana Allah, apakah bapak akan kembali lagi dengan fisik hidup seperti ini atau dalam bentuk telah berkafanā€.

Moment ini mengajarkanku bahwa waktu paling kritis di bandara ialah bukan pada saat pesawat akan take off, tapi pada saat kau tidak lagi melihat bayangan orang-orang terkasihmu dari dinding bandara yang terlewati, maka dari itu, antar ia jika kamu sanggup, temani ia melangkah memasuki titik pisah antara kamu dengannya, karena kamu tidak akan pernah tahu kapan melihatnya lagi. Bisa saja tindakan kecilmu menjumpainya dapat merubah skenario Tuhan dikemudian hari.

Alhamdulillah. Terima kasih Allah



Akhirnya terpublikasi

rrBismillahirahmanirrahim

Setelah sekian lama proses pembuatanĀ paper yang dikembangkan daris tesis saya bersama pembimbing sy, finally, terpublikasi juga dan masuk jurnal. Alhamdulillah…


Ini cerita dibaliknya:
Berawal dari pengajuan judul tesis kemudian pembimbing saya menyuruh mahasiswaĀ  bimbingannya, waktu itu mahasiswa bimbingannya ada empat orang termasuk saya. Kami berempat disuruh memasukkan proposal masing-masing untuk mengikuti hibah penelitian yang diadakan oleh PSG (Public Sector Governance) FEB UGM. Dalam pembuatan proposal ini, kami diberi waktu selama 3 hari terhitung hari Jumat, Sabtu, Minggu untuk membuat proposal maksimal 15 hal terdiri dari BAB 1,2 dan 3. Kemudian hari senin berikutnya proposal tersebut harus sudah siap untuk dikumpulkan.

Singkat cerita setelah menunggu beberapa hari, akhirnya pengumuman yang mendapatkan hibah penelitian keluar juga. Alhamdulillah dari keempat orang mahasiswa bimbingan beliau, ada dua proposal yang lolos dan mendapatkan hibah penelitian, salah satunya adalah proposal sy.

Keuntungan dari hibah penelitian ini adalah si penerima akan mendapatkan kesempatan untuk melakukan penelitian di Pemkab Sleman dengan surat izin yang telah disediakan oleh PSG dan Pemkab Sleman. Jadi secara otomatis si penerimanya pada saat itu sudah mengantongi surat izin meneliti di kantor tersebut, tanpa perlu memasukkan surat lagi. Keuntungan lainnya adalah, si penerima mendapatkan uang saku untuk penelitian yg menurut sy lumayan besar. Seingat sy, selama proses penelitian dan penyelesaian tesis, sy tidak pernah mengeluarkan sepeser pun biaya karena semuanya sudah ditanggung.

Selama proses penyelesaian tesis dan proyek penelitian hibah itu,Ā  ada banyak sekali pelajaran yang sy dapatkan tentang perjuangan menjadi seorang peneliti danĀ  mahasiswa akhir yg di-challange orang tuanya sendiri untuk lulus tepat waktu, hahaha.

Puji syukur, setelah semuanya dilewati, sy akhirnya bisa menyelesaikan tesis sy.

Setelah tesis selesai, perjuangan tidak berhenti disitu, karena Pembimbing sy mengingkan tesis mahasiswanya bisa terpublikasi atau masuk ke jurnal sehingga bisa menjadi referensi untuk riset berikutnya. Awalnya sy pesimis karena sy merasa tesis sy masih jauh dari sempurna, dan kemampuan bahasa inggris sy untuk membuat suatu paper publikasi masih sangat jauh di bawah rata-rata, hahaa.

Tapi untungnya sy sangat bersyukur dipertemukan dengan seorang pembimbing yang walaupun ilmunya sudah dalam dan luas banget tetapi beliau tidak pernah sama sekali meragukan tulisan mahasiswa bimbingannya. Malahan jika sy tidak percaya diri dengan tulisan sy sendiri, beliau hanya bilang “tidak pa2, dicoba saja dulu, nanti diperbaiki jika ada yg salah”.

Luar biasanya lagi, beliau mau join riset dengan mahasiswa bimbingannya, dan mengikutsertakan nama beliau yg sudah terkenal menghasilkan karya-karya publikasi internasional, menjadi penulis kedua di paper riset mahasiswa bimbingannya. Semoga Allah memberkahi kebaikan untuk beliau dan keluarga besarnya. Aamiin.

Proses publikasi pun dimulai sejak Oktober 2019 hingga Mei 2020. Selama proses itu, paper yg sy buat bersama pembimbing sy mengalami revisi berulang kali dari pihak penyelenggara publikasi. Awalnya sy mau menyerah saja, tapi ada suatu pengalaman publikasi paper yg selalu sy ingat dan sy mendapatkan cerita ini pada saat kuliah dulu di semester 2 atau 3, pada mata kuliah Metodologi penelitian. Seingat sy papernya itu membutuhkan waktu 10 tahun untuk dipublikasi ke Jurnal Q1. Kisah-kisah seperti ini yg menemani sy selama menyelesaikan revisi agar tetap bangkit meskipun sempat down.

Dan akhirnya… terpublikasi juga. Terima kasih PSG, FEB UGM, Pak Syaiful Ali Ph.d, Tim Mahasiswa Bimbingan Pak Ali, nama groupnya Teletubies, dan Pemkab Sleman.

 

“Terima kasih”

Terima kasih, Matur nuwun untuk semua pemberiannya. Semoga Allah selalu memberikan kalian berkah dan rezeki yang berlimpah. Terima kasih juga untuk semua orang yang telah memberikan ucapan graduation kemarin, semoga Allah senantiasa mencukupkan segala kebutuhan kalian dan diberkahi segala langkah kalian.

20180726_172746
pemberian setelah sidang tesis dari Nita, Neri, Toni, Frida, mba Dwi dan mba Indah, Anin, Gina, Nur. Maaf jika ada yg tidak sy sebut namanya

20180805_123751
pemberian wisuda dari Neri

20181024_145545
pemberian wisuda dari kak Afif dan kak Diah

20181024_145650
pemberian wisuda dari keluarga

20181024_145726
pemberian wisuda dari Perantau Umi

20181024_145839
pemberian wisuda dari Nurul dan Neri

20181024_150239
pemberian wisuda dari mba Nia dan Arin

20181025_003447
pemberian wisuda dari Destia

20181025_133138
kumpulan pemberian wisuda, untuk foto dapat dari adik Cica

20190524_094929
pemberian wisuda dari Nita

20190524_095019
pemberian wisuda dari MD FEB UGM

20190524_095111
pemberian wisuda dari Kak Salman

The Lodge Maribaya

img_2636img_2639img_2646
The Lodge Maribaya merupakan salah satu tempat wisata yang ada di Desa Cibodas Maribaya yang letaknya tidak jauh dari Lembang, di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Untuk kalian yang senang dengan camping, trekking, dan melihat pemandangan hijau di area hutan pinus, tempat wisata ini bisa menjadi pilihan kalian untuk liburan.

#IndonesiaIndah #WoderfulIndonesia